SEAKAR CITA dan Deklarasi Pesantren Ramah Anak Digelar di Ponpes Cahaya Fajrul Islam Belitung

Gambar : Foto Kegiatan SEAKAR CITA dan Deklarasi Pesantren Ramah Anak di Ponpes Cahaya Fajrul Islam Belitung
Sijuk (20/8) – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Kabupaten Belitung bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Belitung menyelenggarakan kegiatan Sekolah Anak Raih Cita (SEAKAR CITA) sekaligus Deklarasi Pesantren Ramah Anak (PRA) di Pondok Pesantren Cahaya Fajrul Islam, Kecamatan Sijuk.
Kegiatan ini dihadiri jajaran DSPPPA Kabupaten Belitung, Kemenag Belitung, pengurus pondok pesantren, guru, wali santri, serta ratusan santri.
Acara diawali dengan sambutan Pimpinan Pondok Pesantren Cahaya Fajrul Islam, Ustadz Multazam, S.EI., M.E. Ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, sekaligus menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan pesantren dalam menciptakan lingkungan ramah anak.
“Alhamdulillah, di pesantren kami sudah dilakukan pembinaan pencegahan bullying, kampanye anti-bullying, lomba kultum zero bullying, hingga lomba poster zero bullying. Semua ini kami lakukan untuk mewujudkan pesantren zero bullying sekaligus Pesantren Ramah Anak,” ungkapnya.
Acara kemudian dibuka resmi oleh Kepala DSPPPA Kabupaten Belitung yang diwakili Nina Kreasih, S.Psi. Ia menegaskan bahwa program SEAKAR CITA bertujuan mendukung para santri menggali bakat dan minat mereka untuk meraih cita-cita tanpa hambatan ekonomi maupun sosial.
“Kami ingin memastikan setiap anak memiliki hak yang sama untuk bersekolah, berkembang, dan tumbuh di lingkungan yang aman, nyaman, serta penuh kasih sayang,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Kemenag Belitung H. Suyanto, S.Ag., M.E dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas kolaborasi yang terjalin antara pemerintah, masyarakat, serta lembaga pendidikan dalam menciptakan lingkungan pendidikan inklusif dan ramah anak, khususnya di pondok pesantren.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Psikolog Eis Masitah, M.Psi., Direktur Growth Psychological Center. Melalui diskusi interaktif, permainan peran, serta tes minat bakat sederhana, para santri diajak mengenali diri dan potensi, membangun rasa percaya diri, mengelola emosi, serta merumuskan cita-cita yang ingin diraih di masa depan. Antusiasme tinggi terlihat dari santri yang mengikuti setiap sesi dengan penuh semangat.
Puncak kegiatan ditandai dengan Deklarasi Pesantren Ramah Anak, dipimpin langsung oleh Ustadz Multazam bersama para ustadz, Ketua Yayasan, Ketua PKBM, perwakilan wali santri, serta seluruh santri yang hadir. Deklarasi ini disaksikan oleh Kepala DSPPPA Kabupaten Belitung H. Kasimin beserta jajaran, serta perwakilan Kemenag Belitung Hj. Marlina, S.HI.
Sebagai simbol komitmen, dilakukan penandatanganan deklarasi bersama serta penyematan pin Duta Anti-Bullying kepada perwakilan santri oleh H. Kasimin dan Hj. Marlina. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.
Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir sinergi nyata antara pemerintah, Kemenag, pesantren, dan masyarakat untuk mewujudkan Belitung sebagai daerah yang peduli pada hak-hak anak, serta mencetak generasi yang sehat, berkarakter, dan berdaya saing. (Dsy)